Mau ngirit iklan?

PUSTAKA

Moderator
Satgas
By suhu Menhefari

Saya dari tempo hari mau respon kasus ini, berhubung agak sibuk blom sempet-sempet.

Saya lihat di FB beberapa suhu udah memberi pendapat dan argumentasinya masing-masing.

Semuanya keren saya liat.

Pagi ini saya akan mencoba melihat dari sisi berbeda.

Sisi Desperate Imers. Alias Imers putus asa

Orang-orang kaya saya. Yang jadi Internet Marketer karena ga punya opsi lain yang lebih baik untuk bertahan hidup

Ijazah ga ada. Koneksi zonk.

Masalah yang utama adalah kita ga punya Role Model.

Kita adalah generasi Imers pertama di negeri ini

Kita ga tahu mesti mencontoh siapa

Kalo usaha offline banyak yang bisa dijadikan contoh, sebut aja Bob Sadino, CT, Bakrie dll

Banyak buku tentang jadi pengusaha di Gramedia.

Yang murni online siapa?

Gelombang Internet Marketer pertama di Indonesia datang sekitar 2005-2006. Ditandai dengan kehadiran ads.id waktu itu

Jika mereka yang belajar ini mulai di usia 30an, berarti usia mereka belom sampe 50 tahun sekarang.

Bisnis mereka kalaupun sustain, belum terbukti bisa diwariskan. Karena emang belom waktunya.

Teman-teman sekalian.

Kita para Desperate Imers ini selalu berpikir jadi eksekutor.

Itu yang kita lakukan selama bertahun-tahun, bahkan ada yang sudah belasan tahun.

Dan waktu membuktikan kita bisa bertahan sebagai eksekutor.

Walaupun selalu pindah-pindah jurusan, sebut saja dulu ada Domain Parking, Adsense, Amazon Affiliate, Flippa, AGC, dan yang sekarang lagi rame. Toko Online dengan sumber trafik berbayar.

Apa yang kita kerjakan selalu berubah dari waktu ke waktu.

Dan kita terbiasa dengan itu.

Masalahnya sampai kapan?

Umur tidak bisa dibohongi.

Umur 30 kamu masih kuat begadang sampe jam 3, apakah umur 50 masih bisa?

Para Coach ini mengajarkan kita untuk jadi PLANNER, bukan EKSEKUTOR lagi.

Dan menurut saya mereka benar.

Masalahnya apa kita bisa? Dan kalaupun bisa apakah kita mau?

Ketika kamu terbiasa bangun pagi ngecek CPR, sekarang dihadapkan dengan masalah perilaku attitude pegawai.

Itu level stressnya beda.

Teman-teman yang udah diatas usia 30, coba tanya ke diri sendiri.

Sampai kapan kita kuat berpindah dari satu dashboard ke dashboard lain?

Dari satu metode ke metode lain?

Saya sepakat dengan para Coach ini.

Sudah saatnya kita berpikir

"WHO" ?

Bukan "HOW"?
 
Top